top of page
Search

Saatnya Milenial Memilih: Satu Suara Berharga, untuk 5 Tahun ke Depan yang Lebih Sejahtera

  • admin
  • Jan 25, 2019
  • 2 min read

Mengapa belakangan milenial menjadi tokoh yang kerap muncul di mana-mana? Sekarang memang menjadi salah satu zaman keemasan milenial, selain menjadi generasi penerus bangsa, milenial merupakan garda utama dalam bidang ekonomi, politik, teknologi, setidaknya untuk berpuluh tahun kedepan. Peran penting generasi ini sudah tidak dapat diragukan lagi, demi kelangsungan negara maupun dunia.

Namun saying, masih banyak milenial yang belum sadar mengenai pentingnya ikut berkontribusi dalam dunia politik, khususnya sebagai pemilih. Mereka yang diberi hak suara ini justru tidak terlalu memperhatikan siapa yang akan menjadi pemimpin mereka.

Golput tidak pernah menjadi pilihan, menyerah, bosan, lelah, malas, karena pada akhirnya hal tersebut tidak akan membawa perubahan. Justru saat ada rasa tidak suka terhadap politik, pesimis pada pemilu, itulah saat kita bergerak, menggunakan hak suara sebagai kekuatan untuk menuju kebenaran. Mengubah yang salah menjadi yang benar. Tidak ada yang tidak bisa dilakukan jika kita menggunakan hak dan kewajiban kita sebagai warga negara!

Rihat Natsir pernah berkata bahwa seharusnya milenial itu dirangkul, supaya bisa bergerak bersama-sama dalam satu tujuan. Salah satunya adalah dalam pemilu, jangan biarkan mereka menyia-nyiakan hak suaranya.

Pemilu 2019 sudah hampir tiba, tapi masih banyak milenial yang belum sadar atas pentingnya hak suara mereka. Satu suara untuk pemilu terlihat sangat remeh, namun hak dan kewajiban untuk pemungutan suara tidak pernah menjadi perkara kecil. Hak ini merupakan kekuatan kita sebagai masyarakat untuk berkontribusi pada bangsa, negara, dan diri kita sendiri. Membawa perubahan baik untuk masa depan gemilang. Siapa lagi yang akan menuai masa depan kalau bukan kita sendiri? Dengan semangat menuju masa depan, mari kita memilih pemimpin sesuai dengan hati nurani!

Sekarang ini sudah bukan saatnya lagi milenial untuk hanya menonton di balik panggung. Jangan berpikir bahwa negara ini hanya diurus oleh pemimpin yang berkuasa[sl1] . Pemimpin yang berkuasa itu bukan apa-apa jika tidak memiliki suara dan dukungan dari kita.

[sl1]Pemimpin yg berkuasa itu bukan apa-apa jika tidak memiliki suara dan dukungan dari kita.

Ini tetep dipake buat ending gpp

Comentarios


bottom of page